Impor Bawang Merah Diharapkan Cegah Fluktuasi Harga

25-05-2016 / KOMISI IV

Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron menyatakan, mendekati Ramadhan dan Idul Fitri, yang difokuskan adalah stabilitasi harga. Masuknya bawang merah impor dimaksudkan  untuk bisa mensuplai secara cukup, baik dari berbagai komoditas yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan pada saat yang sama diharapkan stabil. Sehingga tidak menimbulkan gonjang-ganjing atau fluktuasi harga selama Ramadhan dan Idul Fitri,” ujar Herman di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu (25/5).

 

Menurutnya, bawang merah termasuk komoditas yang daya tahannya tidak terlalu panjang. Sehingga ke depan hal ini menjadi pekerjaan rumah Kementerian pertanian, supaya sejalan dengan ditingkatkannya produktifitas di budi daya, serta pasca panennya juga lebih di urus. Agar komoditas itu dapat lebih bertahan lama.

 

“Untuk hari-hari besar keagamaan yang terindikasi akan menigkatnya suplai, harusnya sudah diprediksi, dan tentu atas perwilayahan distribusi dan penyediaan berbagai pasca panennya harus disiapkan,” tandas politisi F-Demokrat dapil Jabar VIII tersebut.

 

Inkonsistensi atas statement ketercukupan terhadap komoditas tertentu mungkin juga disebabkan oleh faktor-faktor pasca panen. Apakah komoditas tersebut termasuk yang tidak bisa bertahan lama ataukah memang distribusi yang terhambat oleh perwilayahan.

 

“Oleh karena itu, hal ini harus tetap dipikirkan, kalau kemudian bahwa tekadnya untuk berbagai komoditas yang bisa diproduksi di dalam negeri ini harus seutuhnya di suplai oleh dalam negeri, berarti tekadnya juga harus memperbaiki tingkat harga ditingkat petani. Supaya kwantinitas produksi ditingkat petani juga bisa dipertahankan. Jangan sampai harga ditingkat pasarnya ditekan pada level tertentu, tetapi kemudian pada akhirnya merembet ditingkat petani  tidak ekonomis,” tegasnya.

 

Hal ini akan menyebabkan petani tidak bersemangat lagi untuk membudidaya komoditas tertentu.“Kalau sedang panen bawang jatuh ditingkat petani, tetapi dalam waktu tidak terlalu lama sekitar satu bulan kemudian ditingkat pasarnya naik tinggi. Persoalan pasca panen dan distribusi memang belum terurus dengan baik.

 

Sehingga kalaupun kemudian ada impor, saya yakin fokusnya adalah terhadap masalah harga. Yakni bagaimana harga di Ramadhan dan Idul fitri ini,  supaya tidak terfluktuatif atau tidak meningkat pada harga yang tidak terjangkau oleh masyarakat,” tuturnya. (dep,mp) foto : naefurodji/hr.

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...